"Jadi ada trend bahwa NTT mulai mengejar ketertinggalan dari daerah-daerah lainnya. Namun itu belum cukup. Kita perlu kerja lebih keras lagi, terutama untuk pengetasan kemiskinan, menurunkan ketimpangan, dan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan," tegas
Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat tersebut.
Menurut Presiden, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk keperlun percepatan pemerataan pembangunan di NTT. Pertama jika dilihat dari sisi produksi, 30 persen PDRB (Product Domestic Regional Brutto) Nusa Tenggra Timur berasal dari pertanian dan sektor perikanan.
"Artinya, peningkatan produktivitas di sektor pertanian dan perikanan menjadi kunci kesejahteraan rakyak NTT,: jelas Presiden.
Untuk itulah Presiden menginstruksikan penyiapan infrastruktur pertanian dan kelautan menjadi prioritas. Mulai dari pembangunan bendungan, embung (kantong air), sampai dengan pelabuhan.
"Pembangunan waduk dan bendungan serta saluran irigasi di NTT merupakan suatu keharusan yang tidak boleh ditunda-tunda lagi karena bendungan ini dapat dimanfaatkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan seperti air bersih, pengairan lahan pertanian dan perkebunan serta pembangkit listrik," ujarnya.
Sebagai salah satu beranda terdepan Indonesia, adalah suatu hal yang membanggakan bila Pos Lintas Batas Negara Mota'ain kini sudah berdiri megah menandingi pos perbatasan negara tetangga. Namun nyatanya itu semua belum cukup.
"Selain memperbaiki pos Lintas Batas Negara, saya juga minta pembangunan wilayah-wilayah perbatasan juga diperhatikan termasuk infrastruktur traspostasi serta upaya-upaya lain yang negerakan ekonomi dan kesejahteraan warga," ucap Presiden.
Lebih lanjut, Kepala Negara berpandangan bahwa NTT juga memiliki sejumlah potensi wisata yang masih mampu untuk terus di kembangkan. Sebut saja Labuan Bajo,
Pulau Komodo, Dan
Danau Kelimutu yang mampu menarik para wisatawan manca negara ada di wilayah tersebut.
Untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata, menurut Presiden, dibutuhkan percepatan pembangunan infrastruktur penunjang, seperti akses trasportasi yang mudah, baik bendara, jalan, jembatan, dan pelabuhan. Tak lupa, guna menunjang pariwisata daerah setempat, turut diperlukan sumber daya manusiayang andal. Selain itu promosi yang intensif juga mesti dilakukan.
"Selain itu, diperlukan penyiapan dari sektor promosi, penyiapan SDM yang handal, dan menyiapkan masyarakat secara budaya. Saya juga minta pengembangan sektor pariwisata ini harus memiliki dampak nyata pada bergeraknya sektor UMKM di Nusa Tenggara Timur," tutupnya.
Rapat terbatas ini juga di hadiri oleh
Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menko Polhukam WIranto, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko PMK Puan Maharani, Menko Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto, Menteri Perhubungan Budi K. Sumadi, Menteri Pariwisata Yahya Arief, Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan Djalil, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, dan Gubernur NTT Fras Lebu Raya.
GSL ( Sumber : www.menpan.go.id )